PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
“Upaya
Meningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Ekstrakurikuler Menari Melalui Kegiatan
Display Keterampilan Menari di SMP Negeri 2 Kasihan”
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan salah satu upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, di mana pendidikan memiliki peran yang penting
dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, dan
keterampilan.
Dalam
meningkatkan keterampilan pada siswa, maka diadakan suatu kegiatan untuk
membina bakat, minat, dan keterampilan siswa. Kegiatan untuk membina
keterampilan siswa di sekolah dinamakan dengan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler
di sekolah memiliki peran yang mulia, dimana dalam kegiatan tersebut terkandung
suatu proses untuk membina bakat, minat, keterampilan siswa memacu ke arah
kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatif. Kegiatan Ekstrakurikuler ini
merupakan sebagian dari kegiatan di sekolah yang berlandaskan SK Dirjen
Dikdasmen Nomor 226/C/Kep./ 1992. Berdasarkan SK tersebut dirumuskan,
ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa, yang dilakukan
baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperdalam dan
memperluas pengetahuan siswa.
Proses kegiatan
ekstrakurikuler seharusnya terkandung proses belajar yang melibatkan siswa untuk
tercapainya tujuan dari ekstrakurikuler seperti dengan adanya kelibatan atau
partisipasi dari siswa itu sendiri. Siswa dituntut agar mampu aktif dalam
mengikuti kegiatan tersebut agar bakat bakat yang mereka dapati dapat
tersalurkan dan tidak sia-sia guru mengajarkan pada siswa. Sering kali dalam
kegiatan seperti ekstrakurikuler terdapat anggota (siswa) yang kurang
berpartisipasi dan kurang aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Maka
dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam
ekstrakurikuler sekolah.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk
menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif,
dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan
bisa dicapai semaksimal mungkin. Kurangnya partisipasi
siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak luput dari faktor-faktor
penyebabnya misalnya karena kurangnya dukungan terhadap kegiatan
ekstrakurikuler dari pihak sekolah, kurangnya dukungan dari pihak orangtua,
kurang menariknya kegiatan ekstrakurikuler dan faktor-faktor lainnya.
Kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah seharusnya diminati oleh setiap siswa, bawasanyya
kegiatan ekstrakurikuler juga erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata
pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas dan biasanya yang
membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru bidang
studi yang bersangkutan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat
menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Salah satu ciri kegiatan
ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hamper semua minat remaja dapat
digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.
Hasil yang
dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran ekstrakurikuler dan berdampak pada
hasil belajar di ruang kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu yang ada
hubungannya dengan ekstrakurikuler yaitu mendapat nilai baik pada pelajaran
tersebut. Biasanya siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler akan
terampil dalam berorganisasi, mengelola, memecahkan masalah sesuai
karakteristik ekskul yang digeluti.
Di SMP Negeri 2
Kasihan memiliki beberapa ekstrakurikuler seperti OSIS, Pramuka, Pleton Inti, Majalah
Dinding, Ketrampilan Komputer (TIK), Ansambel Musik, Seni Tari, Olahraga (Bola
Voli, Badminton, Sepak Bola) yang tentunya disesuaikan dengan
jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Masing-masing kegiatan
ekstrakurikuler dipegang oleh seorang guru yang bertanggung jawab atas
pelaksanaannya. Adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah maka siswa akan menghabiskan waktunya di
sekolah dan tidak akan terpengaruh dengan dunia luar dan hal-hal baru. Terlihat
dari waktu ke waktu sesuai pengalaman pribadi dari peneliti bahwa di SMP Negeri
2 Kasihan memiliki tingkat partisipasi yang rendah dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah. Maka dari itu peneliti berupaya untuk memberikan
solusi untuk dapat meningkatkan partisipaasi dari siswa dalam ekstrakurikuler.
Pentingnya
partisipasi tersebut maka harus diupayakan suatu ide untuk dapat meningkatkan
partisipasi dari siswa agar melalui kegiatan eksrtakurikuler mampu menjadikan
suatu uya dalam membina manusia seutuhnya. Disinilah yang menjadi suatu alasan
peneliti karena terdapat suatu kesenjangan atau permasalahan mengenai partisipasi
siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Maka dari itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan untuk meningkatkan
partisipasi siswa dengan diupayakan melalui dispalay keterampilan dengan judul
: “Upaya Meningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Ekstrakurikuler Menari Melalui
Kegiatan Display Keterampilan Menari di SMP Negeri 2 Kasihan.”
B.
Identifikasi
Masalah
Masalah-masalah yang
mendasari dari penelitian ini adalah:
1. Kurangnya
partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
2. Kurangnya
dukungan sekolah menampilkan esktrakurikuler siswa dalam menari.
3. Kurangnya
dukungan orangtua dalam kegiatan ekstrakurikuler.
C.
Batasan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah diatas, dalam penelitian ini dibatasi pada “Upaya
Meningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Ekstrakurikuler Menari Melalui Display
Keterampilan di SMP Negeri 2 Kasihan”.
D.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
melalui Display Keterampilan dapat meningkatkan partisipasi ekstrakurikuler
menari siswa di SMP Negeri 2 Kasihan?
E.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan upaya meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti
ekstrakurikuler menari melalui Display Keterampilan di SMP Negeri 2 Kasihan.
Manfaat
Penelitian
a.
Untuk Sekolah
1)
Memotivasi sekolah untuk meningkatkan
kualitas kegiatan di luar sekolah.
2)
Sebagai
bahan informasi
sehingga sistem penyelenggaraannya menjadi lebih optimal.
3) Sebagai bahan kajian
untuk dicermati secara mendalam sehingga dapat memberikan tindakan tepat dalam
merancang program pendidikan untuk
siswa.
4) Menciptakan iklim yang kondusif di
sekolah yang mencakup kedisiplinan, pembinaan hubungan peserta didik dan
pendidik, serta interaksi dalam pembelajaran.
b. Untuk
Guru
1) Memperbaiki proses kegiatan
Ekstrakurikuler.
2) Meningkatkan kinerja guru terutama
guru ekstrakurikuler.
3) Memungkinkan guru
secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
c. Untuk
Siswa
1) Meningkatkan
kreativitas siswa
2) Meningkatkan
rasa percaya diri siswa.
3) Meningkatkan
partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah dan dalam mengikuti
eksrtakurikuler.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
1.
Landasan
Teori
A.
Partisipasi
1)
Pengertian
Partisipasi
Menurut Pidarta
(1990:33) partisipasi yaitu perlibatan seseorang atau beberapa orang dalam
suatu kegiatan. Di sekolah partisipasi siswa berarti adanya keikutsertaan atau
keterlibatan seorang siswa atau lebih dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pengertian
partisipasi (dalam Daniel, 2006:59) adalah pengambilan bagian, keikutsertaan.
Dengan demikian partisipasi merupakan pengambilan bagian atau keterlibatan
langsung di dalam suatu kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, sampai pada evaluasi.
Jadi dari beberapa pengertian di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah suatu keterlibatan
langsung dari siswa di dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar yang
mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas
keterlibatannya.
Tidak ada proses belajar tanpa
partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya
yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Ada
keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu
kreatifitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan menentukan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode belajar mengajar yang bersifat
partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang
lebih kondusif karena siswa lebih berperan serta lebih terbuka dan sensitif
dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat
diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
1.
Keterlibatan
peserta didik dalam segala kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar.
2.
Kemauan
peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan yang dilaksanakan
dalam proses
belajar
mengajar.
2)
Bentuk
Partisipasi
Menurut Daniel, dkk ada
beberapa bentuk partisipasi, diantaranya:
a) Inisiatif/spontan
Yaitu melakukan aksi
bersama secara spontan. Bentuk partisipasi spontan ini sering terjadi karena
termotivasi oleh suatu keadaan yang tiba-tiba seperti bencana atau krisis.
b) Fasilitasi
Yaitu suatu partisipasi
yang disengaja, yang dirancang dan didorong sebagai proses belajar dan berbuat
untuk membantu menyelesaikan masalah secara bersama.
c) Induksi
Yaitu adanya suatu
partisipasi dari sekelompok orang dengan cara
membujuknya melalui propaganda atau mempengaruhi melalui emosi dan
patriotisme.
d) Koptasi
Yaitu berpartisipasi
dengan cara diberi motivasi terlebih dahulu demi keuntungan-keuntungab materi
dan pribadi bagi kepentingan mereka.
e) Dipaksa
Yaitu berpartisipasi di bawah
tekanan atau sanksi-sanksi yang dapat diberikan penguasa.
Partisipasi juga dapat berupa
sumbangan ide,
pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun
untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan
memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang
diikutinya.
Menurut
Jerrold dalam Yeni Herawati (2008) dalam Ahmad Nur Fauzi ( 2012) berpendapat
bahwa partisipasi tersebut
dapat diwujudkan dengan berbagai hal, diantaranya:
a. Keaktifan
siswa di dalam kelas
Misalnya
aktif mengikuti pelajaran, memahami penjelasan guru bertanya kepada guru, mampu
menjawab pertanyaan dari guru dan sebagainya.
b. Kepatuhan
terhadap norma belajar
Misalnya
mengerjakan tugas sesuai dengan perintah guru, datang tepat waktu, memakai
pakaian sesuai dengan ketentuan, dan sebagainya.
Dari
uraian yang disampaikan oleh Jerrold (Ahmad Nur Fauzi, 2012) partisipasi
tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa jenjang, yaitu :
a.
Menerima, yaitu siswa mau memperhatikan
suatu kejadian atau
kegiatan.
Contohnya siswa mau mendengarkan apa yang di sampaikan oleh guru dan mengamati apa
yang terjadi di
lingkungan
sekitarnya.
b.
Menanggapi, yaitu siswa mau terhadap
suatu kejadian dengan
berperan
serta. Contoh : menjawab, mengikuti, menyetujui, menuruti perintah, menyukai dan
sebagainya.
c.
Menilai, yaitu siswa mau menerima atau
menolak suatu kejadian
melalui
pernyataan sikap positif atau negatif. Contohnya : menerima, mendukung,
ikut serta, meneruskan, mengabdikan diri, dan sebagainya.
d.
Menyusun, yaitu apabila siswa berhadapan
dengan situasi yang menyangkut lebih dari satu nilai, dengan senang hati
menyusun nilai tersebut,
menentukan hubungan antara berbagai nilai dan menerima bahwa ada nilai yang lebih
tinggi daripada yang lain.
Contoh
: menyusun, memilih, mempertimbangkan, memutuskan, mengenali, membuat
rencana dan sebagainya.
e.
Mengenali ciri karena kompleks nilai,
yaitu siswa secara
konsisten
bertindak mengikuti nilai yang berlaku dan menganggap tingkah laku ini sebagai
bagian dari kepribadiannya.
Contoh
: percaya, mempraktekkan, melakukan, mengerjakan.
Belajar
adalah suatu proses dimana peserta didik harus aktif. Selain itu Nana Sudjana
(1996 : 21) dalam Ahmad Nur Fauzi (2012) juga menyampaikan bahwa siswa yang aktif
berpartisipasi dapat dilihat dari :
a.
Keinginan, keberanian menampilkan minat,
kebutuhan dan permasalahannya.
b.
Berpartisipasi dalam kegiatan persiapan,
proses, belajar.
c.
Menampilkan berbagai usaha atau
kekreatifan belajar dalam
menjalani
dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilan.
d.
Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal
tersebut di atas tanpa
ada
tekanan.
Di
dalam proses pembelajaran guru dapat meningkatkan partisipasi siswa dengan menimbulkan
keaktifan belajar pada diri
siswa.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru Yeni herawati (2008) dalam Ahmad Nur
Fauzi (2012) diantaranya:
a.
Menggunakan multimetode dan multimedia.
b.
Memberikan tugas secara individu maupun
kelompok.
c.
Memberikan kesempatan pada siswa
melaksanakan eksperimen
dalam
kelompok kecil.
Memberikan
tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas,
serta mengadakan tanya jawab dan diskusi.
3)
Prinsip
Partisipasi
Prinsip
partisipasi memberikan landasan bahwa di dalam suatu kegiatan terdapat suatu
keterlibatan dari seseorang dalam organisasi atau kelompok yang membutuhkan
suatu perencanaan, pelaksanaan, pengendalian sampai dengan evaluasi.
Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan
Pendekatan Partisipasi yang disusun oleh Department for International
Development (DFID) (dalam Ahmad Nur Fauzi, 2012) adalah:
·
Cakupan
Semua orang atau wakil-wakil dari
semua kelompok yang terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan
atau proses
proyek
pembangunan.
·
Kesetaraan
dan kemitraan (Equal Partnership)
Pada dasarnya setiap orang mempunyai
keterampilan, kemampuan
dan prakarsa serta mempunyai
hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam setiap proses guna
membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing
pihak.
·
Transparansi
Semua pihak harus dapat
menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif
sehingga menimbulkan dialog.
·
Kesetaraan
kewenangan (Sharing Power/Equal Powership)
Berbagai pihak yang terlibat harus
dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari
terjadinya dominasi.
·
Kesetaraan
Tanggung Jawab (Sharing Responsibility)
Berbagai pihak mempunyai tanggung
jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan kewenangan
(sharing power) dan keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan
langkah-langkah selanjutnya.
·
Pemberdayaan
(Empowerment)
Keterlibatan berbagai pihak tidak
lepas dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga
melalui keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses
saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
·
Kerjasama
Diperlukan adanya kerja sama
berbagai pihak yang terlibat untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi
berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber
daya manusia.
4)
Meningkatkan
Partisipasi Siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tak luput
dari partisipasi siswa. Partisipasi siswa tersebut antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya berbeda, sehingga perlulah suatu upaya untuk
meningkatkan keterlibatan diri dari siswa baik dalam menyumbangkan tenaga dan
pikiraanya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
B.
Ekstrakurikuler
1)
Pengertian
Ekstrakurikuler
Kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang
dilakukan di sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai
hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi
pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam
waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai. (Saputra, 1998 :6)
2)
Tujuan
Ekstrakurikuler
Mengenai
tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelasken oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1995: 2) sebagai berikut: Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar:
1) Siswa
dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan
antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi
upaya pembinaan manusia seutuhnya yang:
a) beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) berbudi
pekerti luhur
c) memiliki
pengetahuan dan keterampilan
d) sehat
rohani dan jasmani
e) berkepribadian
yang mentap dan mandiri
f) memilki
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
2) Siswa
mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang
diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.
Dari
penjelasan diatas pada hakeketnya tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin
dicapai adalah untuk kepentingan siswa. Dengan kata lain, kegiatan
ektrakurikuler memiliki nilai-nilai pendidikan bagi siswa dalam upaya pembinaan
manusia seutuhnya.
3)
Macam-macam
Ekstrakurikuler
Walaupun secara
akademis tidak termasuk dalam nilai raport tetapi kegunaannya jauh lebih
bermanfaat. Macam kegiatanekstrakurikuler menurut Wikipedia Bahasa Indonesia
antara lain :
1) Olahraga
a.
Bola
Basket
b.
Bola
Voli
c.
Futsal
d.
Sepak
Bola
e.
Bulu
tangkis
f.
Renang
2) Beladiri
a.
Judo
b.
Karate
c.
Pencak
silat
d.
Pecinta
Alam
e.
Takraw
f.
Tarung
derajat
g.
Taekwondo
3) Keagamaan (Pendalaman agama)
a.
Kerohanian
Islam
b.
Kerohanian
Kristen
4) Kesenian/Apresiasi/Musik
a.
Drum
band
b.
Jurnalis
c.
Pemandu
sorak
d.
Paduan
suara
e.
Tari
i.Tari
modern
ii.Tari
tradisonal
f.
Teater
g.
Vokal
grup
5) Keilmuan
a.
Kelompok
Ilmiah Remaja
i. Kelompok Ilmiah Remaja Ilmu
Pengetahuan Alam
ii. Kelompok Ilmiah Remaja Ilmu
Pengetahuan Sosial
6) Komunitas
7) Information and Communications
Technology Club
a.
English
Study Club
b.
English
Debate Club
c.
Jepanese
Club
8) Baris-berbaris
a.
Pasukan
Pengibar Bendera
b.
Praja
muda karana (pramuka)
9) Medis
a.
Palang
Merah Remaja
4)
Eksrakurikuler
Menari
Ekstrakurikuler
menari atau ekstakurikuler seni tari merupakan kegiatan untuk mengembangkan
bakat siswa menari dan seni, untuk berekspresi dan berkreasi, membuat anak lebih berani dan
percaya diri , melatih keberanian anak untuk tampil dan melatih kepekaan anak
melalui irama dan gerak.
C.
Siswa
SMP
Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang
datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe
pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan
berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan
biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka
mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.
Jadi, siswa SMP merupakan orang yang masih berusia
kira-kira 13-17 tahun yang belajar pada suatu lembaga untuk mempelajari ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan
kebersihan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.
D.
Display
Keterampilan Menari
Display disebut juga dengan suatu tampilan. Jadi
Display Keterampilan Menari merupakan suatu kegiatan atau pun acara guna untuk
menampilkan keterampilan menari dalam ekstrakurikuler di suatu sekolah.
Keterampilan disini yaitu ektrakurikuler
menari yang ada di SMP Negeri 2 Kasihan.
E.
Meningkatkan
Partisipasi Siswa Dalam Ekstrakurikuler Menari Melalui Display Keterampilan
Menari
Untuk meningkatkan keikutsertaan siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler menari sekolah dapat mencobanya dengan menampilkan
tarian dalam ekstrakurikuler dengan melalui Display Keterampilan Menari.
2.
Kerangka
Pikir
Partisipasi merupakan unsur yang
sangat penting sekali bagi keberhasilan belajar siswa. Unsur yang sangat
penting ini seringkali diabaikan oleh sebagian besar guru yang mengajar di
sekolah. Keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sangat dipengaruhi
oleh guru sebagai pengelolanya. Kemampuan guru di dalam mengatur serta
mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar peserta didik dapat mendorong
peserta didik melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Di samping
itu guru juga harus mampu mendorong aktif siswanya di dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Dengan adanya
kegiatan menampilkan ekstrakuerikler menari diharapkan mampu meningkatkan
partisipasi siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler menari. Selain itu dengan adanya peningkatan partisipasi
diharapkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari juga semakin
dalam yang nantinya juga akan berdampak positif terhadap bakat dan keterampilan
yang akan dimiliki oleh siswa.
Kerangka
pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menampilkan ekstrakurikuler menari
melalui acara Display Keterampilan Menari merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler menari yang
mampu menumbukan bakat dan keterampilan yang dimiliki siswa.
3.
Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan
uraian diatas maka dapat diajukan hipotesis tindakan yaitu dengan melalui
Display Keterampilan Menari dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler menari.
4.
Definisi
Operasional
Untuk
mengarahkan peneliti pengambilan data maka perlu adanya batasan operasional
dalam penelitian, yakni :
1) Partisipasi
merupakan peran serta dan terlibat seseorang dalam suatu kegiatan yang
mendukung atas tercapainya tujuan dari kegiatan tersebut.
2)
Ekstrakurikuler adalah kegiatan di
luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya.
3) Siswa
merupakan orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana
pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan
intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan
mengikuti jalan kebaikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi
Arikunto, penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama.
B.
Subjek
dan Objek Penelitian
Subjek
Penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Kasihan, Kelurahan Tamantirto,
Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Lebih khususnya siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler menari di SMP Negeri 2 Kasihan.
Objek
penelitian ini adalah peningkatan partisipasi ekstrakurikuler menari siswa SMP
Negeri 2 Kasihan Kelurahan Tamantirto, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
C. Setting Penelitian
Setting
penelitian ini adalah di SMP Negeri 2 Kasihan, Kelurahan Tamantirto, Kasihan
Bantul, Yogyakarta.
Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2012 pada semester genap
tahun ajaran 2012/2013. Alasan pemilihan pada waktu tersebut karena tidak ingin
mengganggu jam belajar di sekolah sehingga memilih waktu dimana terdapat
kekosongan jam belajar, misalnya setelah Ujian Sekolah yang aktivitas belajar
mengajarnya sudah tidak ada.
D.
Model
Penelitian
Model
penelitian merupakan rencana dan struktur yang telah disusun oleh peneliti
secara disengaja sehingga peneliti dapat menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Model
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model putaran spiral yang
dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart. Dalam perencanaan Kemmis & Mc
Taggart menggunakan system spiral yang dimulai dengan perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi.
Dibawah ini adalah
gambar putaran spiral tersebut:
Tahap
model ini adalah :
a.
Plan
b.
Act and observe
c.
Reflect and evaluation
E.
Pelaksanaan
Penelitian
Pada komponen ini,
peneliti merumuskan rencana tindakannya yang akan dilakukan meningkatkan
partisipasi siswa dalam ekstrakulikuler menari melalui Display Keterampilan. Rencana
tindakan siklus 1, antara lain :
a.
Meminta
perizinan kepada sekolah untuk dapat mengadakan penelitian di SMP Negeri 2
Kasihan.
b.
Mendiskusikan kepada kepala sekolah
tentang Display Keterampilan berserta manfaatnya.
c.
Mencari kolaborator. Misalnya berkolaborasi
dengan kepala sekolah, guru dan pengurus OSIS.
d.
Mensosialisasikan kepada seluruh warga
sekolah tentang Display Keterampilan.
e.
Display Keterampilan tersebut bekerja
sama langsung dengan masing-masing guru ekstrakurikuler agar pada saat Display
Keterampilan, masing-masing dari ekstra dapat menampilkan sejumlah pertunjukan.
f.
Mengadakan rapat atau pertemuan dengan
kolaborator dengan waktu dua bulan sebelum acara.
g.
Dalam pertemuan tersebut peneliti atau
dapat diwakili oleh guru membentuk kepanitiaan Display Keterampilan yang
terdiri dari siswa itu sendiri.
Bentuk
Kepanitiaan meliputi :
1)
Penanggungjawab
2)
Ketua
3)
Bendahara
4)
Sekretaris
5)
Sie. Acara
6)
Sie. Sponsorship
7)
Sie. Perlengkapan
8)
Sie. Konsumsi
9)
Sie. Dokumentasi
10)
Sie. Soundsystem
11)
Sie. Dekorasi
h. Setelah
terbentuk kepanitiaan Display Keterampilan maka masing-masing seksi memaparkan
bentuk tanggungjawabnya pada saat acara Display Keterampilan.
i.
Paparan dari tiap sie. tersebut boleh
ditanggapi oleh pengurus lainnya dan dicatat oleh sekretasis kepanitiaan.
j.
Menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan.
(Hari, Tanggal, Pukul)
k. Peneliti
mengkondisikan tiap ekstrakurikuler yang akan tampil tiap seminggu sekali.
l.
Mengadakan rapat kedua mengenai
persiapan yang telah dilakukan.
m. Mengadakan
rapat ketiga mengenai tahap kemajuan dari persiapan masing-masing sie.
n. Rapat
2 hari sebelum hari H. Yaitu menyelesaikan apa yang masih belum dipersiapkan
dari masing-masing sie.
o. Pada
saat hari H yaitu saat acara Display Keterampilan semua kepanitiaan
masing-masing mengurusi tanggungjawabnya dengan saling membantu satu dengan
yang lainnya.
p. Mengadakan
evaluasi rapat kecil setelah kegiatan telah selesai.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian menurut Suharsimi Arikunto adalah alat bantu yang diwujudkan dalam
bentuk angket, daftar cek, pedoman wawancara, dan lembar pengamatan. Instrumen
pengumpul data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Lembar
observasi
2. Pedoman
wawancara
G.
Metode
Pengumpulan Data
Menurut
Suharsimi Arikunto (2005:100) metode pengumpulan data adalah cara-cara yang
dapat digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi
lebih mudahdan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan sistematis,
sehingga lebih mudah dan hasilnya lebih praktis.
Dalam penelitian ini,
metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah :
1. Observasi
(pengamatan)
Untuk mengobservasi siswa, peneliti menggunakan
observasi non partisipasif yaitu observasi dimana observer tidak
ikut aktif di dalambagian kegiatan observee (hanya mengamati dari jauh).
Peneliti tetap ikut di dalam kegiatan tetapi hanya menjadi seorang pengamat
dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Wawancara
Wawancara disini digunakan untuk mengetahui suatu
hal secara mendalam. Sedangkan orang yang dapat dimintai keterangan adalah
kepala sekolah, guru, karyawan TU, siswa, dan sebagainya. Tetapi yang menjadi
responden dalam penelitian ini adalah guru dan beberapa siswa.
H.
Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis data kualitatif
yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992) yaitu dengan cara reduksi
data, penyajian data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan. Penjelasannya
adalah sebagai berikut :
a.
Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan
memilah-milah data yang terkumpul. Data yang diambil adalah yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Tujuan reduksi data agar data lebih terarah dan lebih mudah
dikelola.
b. Penyajian Data
Data yang dipilah-pilah sesuai dengan
tujuan penelitian kemudian disajikan ke dalam table. Semua data yang terkumpul
mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi diatur
kedalam table agar mempermudah membaca data.
c. Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan dengan
menggunakan triangulasi data yaitu dengan membandingkan antara data yang
didapat dari hasil observasi dan hasil dari wawancara. Tujuannya yaitu untuk
mengecek apakah informasi dari data yang terkumpul tersebut akurat.
d. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil dari seluruh data
yang telah diperoleh.
DAFTAR
PUSTAKA
_______.
2012. Wikipedia Bahasa Indonesia :
Ekstrakurikuler. http://id.wikipedia.org/wiki/ekstrakurikuler.
Di akses pada tanggal ______
Arikunto,
Siharsimi. 2011. Penelitian Tindakan.
Yogyakarta : Aditya Media
Daniel,
Moehar, dkk. PRA : Participatory Rulal
Appraisal. Jakarta : Bumi Aksara
Daryanto.
2011. Penelitiaan Tindakan Kelas dan
Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta : Gava Media
Fauzi,
Nur Ahmad. 2012. Upaya Meningkatkan
Parisipasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah Prambanan Dengan
Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase Pada Mata Pelajaran Listrik Otomotif.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Pidarta,
Made. 1990. Perencanaan Pendidikan
Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem. Jakarta : Rineka Cipta
Saputra,
Yudha M. 1995. Pengembangan Kegiatan Ko
dan Ekstra Kurikuler. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Sudjana.
2000. Strategi Pembelajaran. Bandung
: Falah Production
Tidak ada komentar:
Posting Komentar